Kamis, 05 Maret 2015

LAPORAN PENYAKIT ASMA


LAPORAN PENYAKIT ASMA
1. KASUS
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dirawat di Rumah sakit mengalami sesak,setelah dilakukan pengkajian lebih lanjut terdengar bunyi wheezing dibagian atas paru,ronkhi diseluruh paru,hasil foto thoraks terlihat gambaran infiltrat putih besar tersebar diseluruh paru dan pada pemeriksaan gas darah tekanan O2 menurun,pasien tampak takut,gemetar,keluarga mengatakan selera makan pasien juga menurun,segala aktivitas dilakukan di tempat tidur dengan bantuan keluarga dan perawat. Dengan tanda-tanda vital tekanan darah : 90/70 mmHg,Nadi : 80 kali/menit, S: 38’C,Pernapasan : 30 kali/menit.

2. KATA KUNCI
a.       Asma
b.      Sesak nafas
c.       Anorexia
d.      Bunyi nafas wheezing
e.       Infiltrat

3. KATA ATAU PROBLEM KUNCI
a.       Asma : Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
b.      Sesak nafas : Susah bernafas dengan lega
c.       Anorexia : Kurangnya atau hilangnya selera makan
d.      Bunyi nafas wheezing : pernapasan yang sulit dengan suara khas yang menyertai bronkospasme pada penyakit asma dan sejumlah keadaan lainnya
e.       Infiltrat  : Masuknya sel-sel abnormal atau substansi seperti lemak kedalam sel,  jaringan dan organ tubuh

4. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
a.       Apa yang dimaksud dengan asma?
b.      Bagaimana penyebab asma?
c.       Bagaimana perjalanan penyakit asma?
d.      Jelaskan manifestasi klinis penyakit asma?
e.       Bagaimana cara pencegahan penyakit asma?
f.       Bagaimana patofisiologi penyakit asma?
g.      Apa tanda dan gejala dari penyakit asma?
h.      Jelaskan cara pemeriksaan diagnostik penyakit asma?
i.        Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit asma?
j.        Diagnosa apa saja yang dapat muncul dari penyakit asma?

5.  JAWABAN PENTING
a.       Definisi
Asma merupakan adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,penyempitan ini bersifat sementara.

b.      PENYEBAB ASMA
a. Faktor Ekstrinsik (asma  / asma alergi)
- Reaksi antigen-antibodi
- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)

b. Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
- Iritan : kimia
- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.

c.       ETIOLOGI
1.      Genetik
Yang diturunkan adalah bakat alergi meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat yang juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus.
2.       Alergen
Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a.      Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Contoh: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri, dan polusi.
b.      Ingestan, yang masuk melalui mulut. Contoh: makanan dan obat-obatan
c.       Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contoh: perhiasan, logam, dan jam tangan.
3.       Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin, serbuk bunga, dan debu.
4.       Stress
Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus asma dan memperberat serangan asma yang sudah ada. Penderita diberikan motivasi untuk menyelesaikan masalah pribadinya karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
5.       Olah raga/aktivitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita akan mendapat serangan jika melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.


d.      MANIFESTASI KLINIS
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik: sesak nafas, mengi (wheezing), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. Pada serangan asma yang lebih berat, gejala yang timbul makin banyak, antara lain: silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hiperinflasi dada, takikardi, dan pernafasan cepat-dangkal. Serangan asma sering terjadi pada malam hari.

e.       PENCEGAHAN PENYAKIT
a. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya.
Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat.
b. Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari.
c. Menghindari Faktor Pencetus
Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu sehingga cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain seperti kucing, anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma.
d. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosol lebih baik.

f.       PATOFISIOLOGI
Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbat mukus,edema dan inflamasi dinding bronkus.obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisiologis saluran napas menyempit pada fase tersebut.Hal ini mengakibatkan udara distal tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa di ekspirasi.Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar.Penyempitan saluran napas dapat terjadi baik pada saluran napas yang besar,sedang,maupun kecil.Gejala mengi menandakan ada penyempitan di saluran napas besar,sedangkan pada saluran napas yang kecil gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding mengi.Penyempitan saluran napas pada asma akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
1.         Gangguan ventilasi berupa hipoventilasi
2.         Ketidakseimbangan ventilasi perfusi dimana distribusi ventilasi tidak setara dengan sirkulasi darah paru
3.         Gangguan difusi gas di tingkat alveoli

g.      TANDA  DAN GEJALA
a. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b. Whezing
c. Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d. Penurunan tekanan parsial O2

h.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.       Pengukuran Fungsi Paru ( Spirometri)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara objektif faal paru. Bertujuan mengukur volume paru secara static dan dinamik serta untuk mengetahui gangguan pada faal paru

b.      Tes Provokasi Bronkhus
Tes provokasi bronchus, untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronchus( histamine, metakolin, allergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi dengan aqua destilata)
c.       Pemeriksaan Kulit
Untuk menunjukkan adanya antibody IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh
d.      Pemeriksaan Laboratoium
Analisa Gas Darah (AGD/ astrup)
Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis respiratorik.

i. PENATALAKSANAAN
            a. pengobatan
1)      Pengobatan non farmakologik
a. Memberikan penyuluhan
b. Menghindari faktor pencetus
c. Pemberian cairan
d.Fisioterapi
e. Beri O bila perlu
2)  Pengobatan farmakologik
-  Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan:
a. Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin)
Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), fenoterol (berotec), terbutalin (bricasma).
b.Santin (teofilin)
Nama obat: Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard), Teofilin (Amilex),Penderita dengan penyakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.
-  Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian 1 bulan.
-     Ketolifen
Mempunya efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dosis 2 kali 1 mg/hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.

j. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a)      Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan spasme jalan napas
b)      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi
c)      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
d)     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar