LAPORAN
PENYAKIT ASMA
1.
KASUS
Seorang
laki-laki berusia 30 tahun dirawat di Rumah sakit mengalami sesak,setelah
dilakukan pengkajian lebih lanjut terdengar bunyi wheezing dibagian atas
paru,ronkhi diseluruh paru,hasil foto thoraks terlihat gambaran infiltrat putih
besar tersebar diseluruh paru dan pada pemeriksaan gas darah tekanan O2
menurun,pasien tampak takut,gemetar,keluarga mengatakan selera makan pasien
juga menurun,segala aktivitas dilakukan di tempat tidur dengan bantuan keluarga
dan perawat. Dengan tanda-tanda vital tekanan darah : 90/70 mmHg,Nadi : 80
kali/menit, S: 38’C,Pernapasan : 30 kali/menit.
2.
KATA KUNCI
a. Asma
b. Sesak
nafas
c. Anorexia
d. Bunyi
nafas wheezing
e. Infiltrat
3.
KATA ATAU PROBLEM KUNCI
a. Asma
: Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana
trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
b. Sesak
nafas : Susah bernafas dengan lega
c. Anorexia
: Kurangnya atau hilangnya selera makan
d. Bunyi
nafas wheezing : pernapasan yang sulit dengan suara khas yang menyertai
bronkospasme pada penyakit asma dan sejumlah keadaan lainnya
e. Infiltrat :
Masuknya sel-sel abnormal atau substansi seperti lemak kedalam sel, jaringan dan organ tubuh
4.
PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
a. Apa
yang dimaksud dengan asma?
b. Bagaimana
penyebab asma?
c. Bagaimana
perjalanan penyakit asma?
d. Jelaskan
manifestasi klinis penyakit asma?
e. Bagaimana
cara pencegahan penyakit asma?
f. Bagaimana
patofisiologi penyakit asma?
g. Apa
tanda dan gejala dari penyakit asma?
h. Jelaskan
cara pemeriksaan diagnostik penyakit asma?
i.
Bagaimana
penatalaksanaan dari penyakit asma?
j.
Diagnosa apa saja yang
dapat muncul dari penyakit asma?
5. JAWABAN PENTING
a. Definisi
Asma merupakan adalah
suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas
terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,penyempitan ini
bersifat sementara.
b. PENYEBAB
ASMA
a.
Faktor Ekstrinsik (asma / asma alergi)
-
Reaksi antigen-antibodi
-
Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
b.
Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
-
Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
-
Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
-
Iritan : kimia
-
Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
-
Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktivitas yang
berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
c. ETIOLOGI
1. Genetik
Yang diturunkan adalah bakat alergi meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat yang juga menderita penyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial
jika terpapar dengan faktor pencetus.
2. Alergen
Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Inhalan,
yang masuk melalui saluran pernapasan. Contoh: debu, bulu binatang, serbuk
bunga, spora jamur, bakteri, dan polusi.
b.
Ingestan, yang masuk melalui mulut. Contoh: makanan dan obat-obatan
c.
Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contoh: perhiasan, logam,
dan jam tangan.
3.
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti
musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin,
serbuk bunga, dan debu.
4. Stress
Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus asma dan
memperberat serangan asma yang sudah ada. Penderita diberikan motivasi untuk
menyelesaikan masalah pribadinya karena jika stressnya belum diatasi maka
gejala asmanya belum bisa diobati.
5. Olah
raga/aktivitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita akan mendapat serangan jika
melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma.
d. MANIFESTASI
KLINIS
Biasanya pada penderita
yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat
serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan
menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan
keras. Gejala klasik: sesak nafas, mengi (wheezing), batuk, dan pada sebagian
penderita ada yang merasa nyeri di dada. Pada serangan asma yang lebih berat,
gejala yang timbul makin banyak, antara lain: silent chest, sianosis, gangguan
kesadaran, hiperinflasi dada, takikardi, dan pernafasan cepat-dangkal. Serangan
asma sering terjadi pada malam hari.
e. PENCEGAHAN
PENYAKIT
a. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya.
Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat.
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya.
Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat.
b. Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari.
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari.
c. Menghindari Faktor Pencetus
Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu sehingga cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain seperti kucing, anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma.
Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu sehingga cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain seperti kucing, anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma.
d. Menggunakan obat-obat
antipenyakit asma
Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosol lebih baik.
Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosol lebih baik.
f. PATOFISIOLOGI
Obstruksi
saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbat
mukus,edema dan inflamasi dinding bronkus.obstruksi bertambah berat selama
ekspirasi karena secara fisiologis saluran napas menyempit pada fase tersebut.Hal
ini mengakibatkan udara distal tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa
di ekspirasi.Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap
terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar.Penyempitan saluran napas dapat
terjadi baik pada saluran napas yang besar,sedang,maupun kecil.Gejala mengi
menandakan ada penyempitan di saluran napas besar,sedangkan pada saluran napas
yang kecil gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding mengi.Penyempitan
saluran napas pada asma akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Gangguan
ventilasi berupa hipoventilasi
2.
Ketidakseimbangan
ventilasi perfusi dimana distribusi ventilasi tidak setara dengan sirkulasi
darah paru
3.
Gangguan
difusi gas di tingkat alveoli
g.
TANDA DAN GEJALA
a.
Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b.
Whezing
c.
Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d. Penurunan tekanan
parsial O2
h.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.
Pengukuran Fungsi Paru (
Spirometri)
Pemeriksaan
yang dilakukan untuk mengukur secara objektif faal paru. Bertujuan mengukur
volume paru secara static dan dinamik serta untuk mengetahui gangguan pada faal
paru
b.
Tes Provokasi Bronkhus
Tes provokasi bronchus, untuk
menunjang adanya hiperaktifitas bronchus( histamine, metakolin, allergen, kegiatan
jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi dengan aqua destilata)
c.
Pemeriksaan
Kulit
Untuk
menunjukkan adanya antibody IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh
d.
Pemeriksaan
Laboratoium
Analisa Gas
Darah (AGD/ astrup)
Hanya
dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia, hiperkapnea, dan
asidosis respiratorik.
i.
PENATALAKSANAAN
a. pengobatan
1) Pengobatan non
farmakologik
a. Memberikan penyuluhan
b. Menghindari faktor pencetus
c. Pemberian cairan
d.Fisioterapi
e. Beri O₂ bila perlu
2) Pengobatan farmakologik
- Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran
nafas. Terbagi dalam 2 golongan:
a. Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan
efedrin)
Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), fenoterol
(berotec), terbutalin (bricasma).
b.Santin (teofilin)
Nama obat:
Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard), Teofilin (Amilex),Penderita
dengan penyakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.
- Kromalin
Kromalin
bukan bronkodilator tetapi merupakan tetapi merupakan obat pencegah serangan
asma. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain dan
efeknya baru terlihat setelah pemakaian 1 bulan.
- Ketolifen
Mempunya
efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dosis 2 kali
1 mg/hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.
j. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
a)
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas berhubungan dengan spasme jalan napas
b)
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi
c)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
d)
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
6. TUJUAN
PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar